Kasih Allah

Text: Frederick Marthin Lehman (1868-1953)
Music: Claudia L. Mays (1892-1973)

 
Pada tahun 1096, Rabi Myer ben Issaac Nehorai seorang rabi Yahudi yang tinggal di Worms, Jerman, menulis puisi yang disebut hadamut. Puisi ini terdiri dari dua bagian, bagian yang pertama berisi pujian kepada Allah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta. Bagian kedua berisi perbantahan antara bangsa-bangsa lain dengan bangsa Yahudi. Diceritakan bahwa orang-orang Yahudi dianiaya, ada juga yang dibunuh, dan dipaksa untuk meninggalkan iman mereka, tetapi mereka tetap mempertahankan imannya. Mereka percaya bahwa Allah akan menolong mereka, dan kelak dunia akan mengetahui bahwa Allah memilih Israel bagi kemuliaan-Nya yang kekal. Puisi hadamut juga mengungkapkan tiga hal mujizat; pertama, Allah memberikan Sepuluh Hukum di atas Gunung Sinai; kedua, kita tidak mengetahui pasti bagaimana mujizat itu terjadi; ketiga, mujizat itu juga terjadi di Worms, tempat tinggal Rabi Mayer. Ia mengatakan demikian, sebab suatu ketika imam-imam Jerman memfitnah nama orang-orang Yahudi di depan raja, kemudian raja Yahudi memanggil seorang imam Yahudi untuk melakukan pembelaan. Jika ia berhasil meyakinkan raja, maka selamatlah bangsanya, dan inilah yang disebut mujizat. Berdasarkan puisi hadamut, Frederick Marthin Lehman menuliskan lagu Kasih Allah pada tahun 1919. Lehman adalah seorang pastor Gereja Nazarena di Indiana dan Illinois, Amerika, dan meninggal dunia di Pasadena tahun 1953. Pastor Lehman banyak menulis puisi dan lagu, termasuk yang paling terkenal hingga sekarang adalah lagu Kasih Allah. Namun jauh sebelum puisi itu ditulis, Tuhan telah berfirman kepada Israel melalui nabi Yeremia, kata-Nya: “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu (Yeremia 31:3).
 
Sumber:
https://griipondokindah.org/3505/hymn-story/love-god-kasih-allah

Share